Minggu, 03 Oktober 2010

PERBEDAAN PUBLIC RELATIONS DENGAN PEMASARAN (Sebuah Analisa Singkat)

Public Relations dan Pemasaran

Bagi sebagian besar masyarakat telah mengenal posisi Hubungan Masyarakat (Public Relations). Keberadaan Public Relations (PR) biasanya sering dijumpai di perusahaan atau organisasi. Keberadaan seorang PR di sebuah perusahaan atau organisasi sangat penting karena menyangkut pencitraan yang baik sebuah perusahaan atau organisasi. Sebelum melihat tugas dan fungsi PR lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui defenisi dari PR itu sendiri. Beberapa referensi yang penulis baca mendefinisikan PR secara berbeda-beda, namun semua definisi itu bertitik tolak pada suatu sub-defenisi mengenai PR. Adapun defenisi PR menurut beberapa ahli sebagai berikut:

Prof. Marton:

PR adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan, dan tatacara sebuah organisasi, demi kepentingan public, dan melaksanakan program kegiatan, dan komunikasi untuk menarik penngertian umum dan dukungan politik.

Dr. Rex Harlow:

PR adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama melibatkan manajemen dalam permasalahan/persoalan, membantu manajemen menjadi tahu, mengenal dan tangap terhadap publik, menetapkan dan menekankan tanggungjawab manajer untuk melayani kepentingan publik, mendukung menejemen dalan mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertidak sebagai sistim peringatan dini dalam membantu mengantisipasi kecenderungan dalam menggunakan penelitian secara teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.

The Statement of Mexico:

Praktek Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekwensi-konsekwensi, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program-program yang berencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani baik kepentingan organisasi maupun kepentingan umum.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik satu defenisi pengertian Public Relations yaitu sistem manajemen dalam sebuah perusahaan atau organisasi yang menekankan pada suatu hubungan baik secara internal (antar anggota dalam perusahaan atau organisasi) maupun eksternal (dengan pihak luar perusahaan atau organisasi, misalnya masyarakat). Tujuan keberadaan PR dalam sebuah perusahaan adalah menciptakan saling pengertian dan tujuan bersama antara perusahaan dan public (masyarakat) guna nama baik suatu perusahaan atau organisasi di mata masyarakat. Biasanya posisi PR dipegang oleh seorang Public Relations Manager yang bertugas merencanakan dan mengembangkan komunikasi yang baik dengan berbagai pihak, baik masyarakat maupun dengan pihak media. Seorang PR Manager juga bertanggung jawab terhadap kelancaran komunikasi dengan berbagai pihak tersebut guna mempertahankan citra baik suatu perusahaan atau organisasi.

Setelah mendefinisikan PR, lantas apa pula yang dimaksud dengan Pemasaran dan apa yang membedakan antara PR dengan Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, menetukan pasar sasaran promosi produk yang paling baik untuk dilayani, serta menentukan produk atau jasa serta program-program yang sesuai guna melayani pasar. Secara sederhana, Pemasaran adalah suatu proses sosial dan sistem pengaturan di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang menguntungkan satu sama lain. Tujuan dari sebuah pemasaran adalah untuk mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa (apa yang diinginkan konsumen dan bagaimana cara pemenuhan kebutuhan tersebut) serta mempengaruhi masyarakat sehingga produk atau jasa yang diproduksi sebuah perusahaan dapat terjual dan menguntungkan pihak perusahaan juga masyarakat. Konkritnya, pemasaran berupaya mempengaruhi masyarakat untuk membeli suatu produk. Dalam pemasaran terjadi proses pemasaran yang terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.

Keterkaitan Public Relations dan Pemasaran

Seperti telah disinggung sebelumnya, Pemasaran merupakan kegiatan dalam pengembangan produk yang tepat dengan harga yang tepat, menempatkan (distribusi) produk di tempat yang tepat, serta melakukan promosi. Semua kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat yang menjadi sasaran dalam proses pemasaran (konsumen) dapat membeli produk yang dihasilkan dengan biaya terjangkau, dapat dengan mudah memperoleh produknya, serta mengetahui bahwa sebuah produk telah dikeluarkan oleh sebuah perusahaan atau organisasi. Dalam sebuah situs blog dikatakan bahwa pemasaran hampir sama dengan iklan, terkait dalam hal promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk menwarkan produk yang dihasilkannya.

Dalam sebuah perusahaan PR berfungsi membangun persepsi atau anggapan dari masyarakat. Masyarakat akan membeli suatu produk jika produk itu dihasilkan oleh sebuah perusahaan yang memiliki citra baik dan sudah dipercaya sejak lama oleh masyarakat. Inilah yang menjadi tugas PR dalam membentuk opini publik guna pencitraan yang baik oleh perusahaan sehingga menimbulkan minat dan kepercayaan dari masyarakat. Untuk pencitraan ini PR akan melakukan sebuah proses marketing. Dalam perspektif ini, PR menjalankan fungsi publikasi, membantu dan memperluas cakupan konsumen yang telah direncanakan sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan. Strategi ini dapat dilakukan dengan menggunakan iklan dan berbagai teknik komunikasi marketing lainnya, semuanya itu masuk ke dalam satu bingkai pemasaran.

Perbedaan PR Dengan Pemasaran

Sangat sulit menarik benang merah perbedaan antara PR dan Pemasaran, bahkan terkesan tidak jelas. Kedua bidang ini saling mempengaruhi dan sangat penting dimiliki oleh sebuah perusahaan atau organisasi. PR dan Pemasaran menentukan sukses atau tidaknya sebuah perusahaan. Sebagian Manager tidak begitu memahami hakekat fungsi dan tujuan keberadaan PR dalam sebuah perusahaan. Fungsi PR dipandang hanya merupakan sub-bagian dari fungsi marketing dan hanya menjalankan fungsi publikasi. Pun demikian, jika kita kaji lebih dalam lagi, PR bukan hanya sub-bagian dari fungsi marketing, namun juga menjalankan fungsi dalam pengelolaan hubungan, baik internal maupun eksternal sebuah perusahaan demi hasil yang dicapai secara maksimal.

Dengan pemahaman yang demikian, sangat sulit jika kita membedakaan antara PR dan Pemasaran. Namun, yang menjadi dasar perbedaan dari keduanya adalah pemasaran dimaksudkan untuk suatu strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dalam hal promosi produknya kepada masyarakat. Sedangkan PR adalah penunjang keefektifan jalannya sebuah strategi marketing tersebut.

Contoh:

Produk Kentucky Fried Chiken atau yang lebih dikenal dengan akronim KFC telah dikenal secara luas oleh masyarakat. Tidak ada masyarakat yang tidak mengetahui KFC meskipun mereka belum pernah menikmati ayam gorengnya yang renyah dan gurih. KFC bukanlah produk asli Indonesia, melainkan produk makanan cepat saji yang berasal dari salah satu negara bagian di Amerika, Kentucky. Kita percaya bahwa produk KFC itu enak walaupun baru mengenalnya. Hal ini terjadi karena sistem manajemen perusahaan KFC yang baik. Mereka menggunakan jasa PR dengan sangat maksimal dalam hal pencitraan kepada masyarakat. Selanjutnya, PR melakukan fungsi publikasi yang menjadi sub-bagian dari fungsi marketing guna mempromosikan produk kepada masyarakat. PR memasang iklan di berbagai media massa; cetak maupun elektronik, yang kesemuanya itu dapat diakses/dilihat oleh masyarakat. Iklan atau promosi yang dilakukan oleh manajemen KFC berupaya mempengaruhi masyarakat untuk mencoba dan membeli produk KFC. “Jagonya Ayam” merupakan slogan KFC yang mampu mempengaruhi publik. Hasil yang diperoleh KFC dapat kita lihat pada kenyataannya saat ini. Produk KFC dikonsumsi dan dipercaya oleh masyarakat sebagai produk ayam goreng yang gurih, renyah, dan enak melebihi ayam goreng yang dimasak di rumah sendiri, meskipun belum ada jaminan bahwa produk KFC tersebut halal.

Dari contoh singkat di atas, dapat dilihat bahwa PR dan Pemasaran saling mempengaruhi satu sama lainnya. Kedua posisi ini tidak dapat dipisahkan mengingat hasil yang ingin dicapai sebuah perusahaan karena Public Relations mampu melakukan fungsi marketing (pemasaran) yang lebih efektif.

Referensi:

· Prof. Dr. Onong Uchjana Effendy, M.A. Dinamika Komunikasi. 2002. Bandung: Remaja Rosda Karya.

· Drs. Suryadi. Strategi Mengelola Public Relations Organisasi. 2007. Jakarta: EDSA Mahkota.

· www.google.com. Diakses pada 5 Maret 2009

Malam Tahun Baru Di Negeri Syari’at

Waktu belum terlalu malam. Kelelawar malam tak satu pun menunjukkan diri. Tidak ada juga lolongan anjing malam yang siap mencari umpan. Hanya ada hiruk pikuk di jalanan kota. Hampir seluruh warga kota tumpah ruah ke jalan menikmati malam pergantian tahun.

Suasana malam yang indah. Rembulan pun bersinar terang. Bulat penuh, putih warnanya. Dipadu dengan angin semilir yang bertiup sepoi, menambah semarak malam tahun baru.

Memperingati pergantian tahun pada malam hari seakan menjadi ritual khusus bagi masyarakat. Letusan kembang api membuat terang langit malam itu, 31 Desember 2009.

Aku masih mengitari jalanan kota. Aku memutuskan untuk tidak ikut memeriahkan malam pergantian tahun. Bukan karena aku terlalu idealis ini adalah budaya kafir, tapi karena aku tidak tahu esensi dari malam pergantian tahun baru itu sendiri. Bagiku malam pergantian tahun sama saja dengan malam-malam biasa, toh intinya hari esok harus lebih baik dari hari kemarin, menurut kepercayaanku itulah yang disebut orang yang beruntung.

Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan orang-orang yang merayakannya. Ada yang hanya bakar kembang api, ada yang pakai ritual bakar ayam atau ikan, bahkan ada yang saling maaf-maafan ketika jam menunjukkan pukul 00.00 WIB. Laksana sebuah pesta kemenangan, itulah yang terjadi malam itu.

Aku masih mengitari jalanan kota, aku berniat untuk melihat-lihat apa yang dikerjakan warga kota dalam menyambut tahun baru kali ini. Di beberapa sudut kota aku melihat kerumunan warga. Kerumunan yang paling ramai terlihat di pusat kota. Personel Polisi yang diturunkan dalam sandi operasi lilin terlihat kewalahan. Ratusan orang tanpa mengenal jenis kelamin bercampur baur hingga memakan badan jalan dan menyebabkan kemacetan.

Saat aku mengitari jalanan kota, ponsel ku berdering mengisyaratkan ada pesan masuk. Aku buka sambil tetap melajukan sepeda motor ku dengan kecepatan rendah agar aku tetap bisa mengontrolnya. Sebuah pesan yang menghenyakkan ku sesaat. Ada permainan angka dan hari dalam pesan singkatnya.

27/12/09 ; Idul Adha, Jum’at

18/12/09 ; Tahun Baru Hijriah, Jum’at

25/12/09 ; Natal, Juma’at

1/1/10 ; Tahun Baru Masehi, Jum’at

26/2/10 ; Maulid Nabi Muhammad SAW, Jum’at

2/4/10 ; Wafat Yesus Kristus, Jum’at

28/5/10 ; Hari Raya Waisak. Jum’at

10/9/10 ; Idul Fitri, Jum’at

Ingat!!! Dalam Al-qur’an dikatakan kiamat juga akan terjadi pada hari Jum’at.

Sungguh sahabat yang baik, ia mengingatkan ku untuk tidak merayakan malam tahun baru dengan berhura-hura dan menyarankan untuk memperbanyak baca Al-qur’an.

Saat membaca pesan singkat itu, aku teringat pada penciptaan dunia dan jagat raya serta penciptaan Adam sebagai manusia pertama dan khalifah pertama di Bumi. Semua prosesnya terjadi pada hari Jum’at, bukan tidak mungkin jika dunia dan manusia turunan Adam dimusnahkan pada hari Jum’at juga.

Hari Jum’at adalah hari suci bagi umat muslim. Hitungannya dimulai sejak malam harinya. Berbagai amalan dianjurkan untuk dikerjakan pada malam Jum’at namun bukan bearti pada malam dan hari lainnya kita tidak dianjurkan untuk beribadah, namun hari Jum’at lebih banyak fadhilahnya.

Kiranya, malam pergantian tahun tidak hanya diperingati oleh masyarakat kota Banda Aceh saja. Seluruh warga dunia memperingati dengan berbagai kegiatan dan tradisinya masing-masing. Tapi aku tidak mau berbicara panjang lebar mengenai tradisi pergantian tahun warga dunia, hal ini lebih karena aku menghargai ke-pluralis-an masyrakat dunia. Ditambah lagi aku belum pernah keliling dunia secara nyata kecuali dengan media internet yang membuat dunia semakin kecil untuk dijelajah.

Aku hanya tahu ritual di daerah ini. Disini aku berada malam itu. Saat bunyi terompet dan letusan kembang api membahana di seluruh penjuru kota.

Sebelumnya aku terlibat pembicaraan dengan temanku. Pertama mengenai bulan yang indah malam itu. Di hadapan kami hiruk pikuk sepeda motor dan mobil lalu lalang. Sambil tetap berbicara, ku lepaskan pandangan ke keramaian jalan. Banyak muda mudi bercambur baur dalam satu sepeda motor. Si pria mengendarai dan si wanita memegang pinggang si pria dengan erat. Itu dapat dipastikan jenis pelukan namun dari belakang.

Kawan ku tersenyum sinis. Seakan ada pembenaran jika malam tahun baru apapun bisa dilakukan, termasuk anak gadis keluar rumah hingga dini hari. Harus ku akui, di kota ini ada semacam kesinisan dan ”hukuman” sosial jika ada anak dara yang pulang larut malam. Namun semua seolah tidak berlaku malam itu. Semua bebas mau pergi kemana saja, dengan siapa saja, bahkan berbuat apa saja.

Seorang teman ku yang lain beranggapan hal ini wajar terjadi. Ini termasuk kesenangan orang lain, demikian ucapannya. Meskipun Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) sudah menghimbau untuk tidak merayakan malam pergantian tahun secara hura-hura, toh tetap itu juga yang dikerjakan oleh warga kota. Seolah himbauan itu tidak ada gunanya.

Ironis memang, Aceh Serambi Mekah telah menerapkan syari’at Islam, ribuan ulama lahir di tanah ini, lantas sekarang himbauan mereka tidak lagi didengarkan. Sangat berbeda dengan masa lalu. Justru ulama menjadi tokoh yang selalu didengar wejangannya, selalu dituruti nasihatnya, selalu menjadi panutan langkah hidupnya. Bagaimana dengan sekarang?, ulama seperti tidak ada artinya lagi. Mereka ”hanya” dibutuhkan untuk mengeluarkan fatwa-fatwa guna kemaslahatan umat.***

Waktu hampir menunnjukkan pukul 00.00 WIB. Aku masih berkeliling kota dengan temanku. Angin masih semilir. Ratusan manusia terus berdatangan dan memadati pusat kota. Satu persatu kembang api terbang dan meletus di angkasa, dengan berbagai bentuk.

Syahdan, aku takjub. Kilatan-kilatan berkulauan bermain di langit tengah malam. Sayup-sayup ku dengar bunyi lonceng. Kalau tidak salah itu berasal dari gereja yang ada di pusat kota. Cukup lama memang bunyinya. Bersahut-sahutan dengan bunyi letusan kembang api dan terompet.

Aku duduk di tepian sungai yang sudah dijadikan taman, tentunya masih dengan temanku. Kami tidak punya agenda apa-apa malam ini. Di samping kami beberapa pasangan duduk saling merapat.

Usai menikmati pesta yang aku tak tahu maksud dan tujuannya. Aku tak tahu dimana letak kenikmatannya. Tapi aku merasakan kedamaian dan pecutan. Aku harus lebih baik lagi di tahun depan.

2010 telah membuka gerbangnya. Aku harus siap memasukinya. Aku harus siap bertarung di dalamnya. Aku harus siap jatuh bangun. Aku harus segera memasang taktik dan strategi. Tahun ini aku harus menjadi juara.***(yuhdi fahrimal hazmi)