Jumat, 27 Februari 2009

BEM

KOMITMEN = RESUFFLE

“Berikan darah kalian pada kami, bukan nafas kalian”. Mungkin kalimat inilah yang harus diucapkan oleh ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisip. Hilangnya komitmen serta lunturnya loyalitas anggota terhadap organisasi internal kampus ini membuat gerah sang ketua. Berbagai rancangan program telah dipersiapkan namun seakan gayung tak bersambut, tidak ada pelaksanaan kegiatan yang jelas. BEM merupakan organisasi yang menampung aspirasi serta menjalankan semua aspirasi mahasiswa. Sebuah lembaga eksekutif yang tetap tunduk dibawah pemerintahan rakyat. Jika dihitung-hitung sudah tercatat rentang waktu 6 bulan semenjak pembentukan BEM beserta kabinetnya. Semua setuju bahwa ini merupakan waktu yang singkat bagi sebuah lembaga internal kampus tapi bukan berarti hampa. Ibarat bayi yang baru lahir, BEM hanya baru mampu merangkak dan sekali-kali merengek.

Tidak mau organisasi ini runtuh dan hilang dimakan usia, ketua BEM mengadakan rapat akbar guna meresuffle kabinetnya. Hal ini didasarkan oleh desakan dan saran Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) yang telah melakukan sidang istimewa. Menurut beberapa mahasiswa sikap tersebut seharusnya dari dulu diambil, mengingat memang sudah tidak efisien lagi kinerja BEM rezim kabinet lama dan adanya benturan kepentingan dari sekelompok mahasiswa yang menggunakan BEM sebagai lembaga distributor keinginan mereka. Ternyata permasalahan yang dihadapi BEM bukan saja itu. Adanya sikap skeptis di kalangan mahasiswa menyebabkan distorsi yang mengahambat kinerja BEM kedepan. Mahasiswa hanya mampu berteriak “maliiingg...” ketika mereka berada dibelakang namun diam seperti disumpal batu. Selain itu ketidakharmonisan hubungan antar anggota menjadi dasar pengambilan sikap untuk resuffle kabinet.

Dengan kabinetnya yang baru (meskipun jabatan masih diduduki oleh wajah-wajah yang sama) sang ketua berharap BEM ini mampu berjalan disisa waktu kepemimpinannya. Komitmen mungkin telah terajut kembali. Kini pertanyaannya adalah “apakah dengan kabinet barunya BEM mampu berbuat yang lebih baik?”. Kita hanya bisa menunggu dan berdo’a.

Tidak ada komentar: